sockslovely.com – Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Desakan ini muncul setelah ICW mengidentifikasi sejumlah masalah mendasar dalam pelaksanaan program tersebut, termasuk ketidaktransparanan informasi, pengelolaan anggaran yang tidak jelas, dan potensi konflik kepentingan dalam mekanisme pengadaan.
Tiga Masalah Utama dalam Program MBG
Peneliti ICW eatfud.com, Dewi Anggraeni, mengungkapkan bahwa selama dua bulan pelaksanaan MBG, terdapat tiga permasalahan utama:
- Kebijakan yang Tidak Komprehensif: ICW menilai bahwa belum ada kebijakan yang mengatur tata kelola dan mekanisme pelaksanaan MBG secara menyeluruh. Kebijakan yang ada dianggap hanya mengakomodir ambisi politik tanpa mempertimbangkan aspek teknis dan operasional yang matang.
- Pengelolaan Anggaran yang Tidak Transparan: ICW menemukan bahwa perhitungan kebutuhan anggaran MBG dilakukan secara serampangan, berdampak pada pemangkasan anggaran pemerintahan. Misalnya, terdapat perbedaan signifikan antara anggaran yang disebutkan oleh Menteri Keuangan dan Kepala BGN, menimbulkan pertanyaan mengenai penggunaan sisa anggaran yang tidak terjelaskan.
- Mekanisme Pengadaan yang Tidak Terbuka: ICW menyoroti bahwa informasi mengenai pengadaan barang dan jasa dalam program MBG sulit diakses oleh publik. Hal ini berpotensi menimbulkan konflik kepentingan, monopoli, dan persaingan usaha yang tidak sehat.
Desakan untuk Evaluasi dan Transparansi
ICW mendesak BGN untuk:
- Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran program MBG dengan membuka rincian anggaran secara terbuka.
- Menjamin keterbukaan informasi kepada publik mengenai progres dan hasil pelaksanaan program MBG.
- Melakukan pengawasan internal dan eksternal serta evaluasi reguler terhadap pelaksanaan program MBG.
- Menginformasikan mekanisme pengadaan yang jelas dan terbuka untuk mencegah praktik monopoli dan penyalahgunaan kekuasaan.
Kasus Keracunan dan Tanggapan Pemerintah
Sebelumnya, program MBG mendapat sorotan setelah puluhan siswa SD Negeri Dukuh 03, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan makanan. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kualitas dan keamanan makanan yang disajikan dalam program tersebut.
Menanggapi hal ini, Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengakui bahwa banyak mitra penyedia makanan dalam program MBG yang belum berpengalaman dalam memasak dalam skala besar. Ia menyarankan agar mitra baru memulai dengan jumlah porsi kecil sebelum meningkatkan kapasitas secara bertahap.